Archive for April 2015

solusi (yang nggak solutif)


.

beberapa minggu ini semacam dikasih sedikit pencerahan tentang berbagai hal, dan sekaligus menegaskan kalau there's always two sides of a story. jika dilihat dari lebih dari satu perspektif, suatu solusi bisa jadi dibilang tidak solutif. malah bisa jadi backlash tersendiri buat pihak-pihak yang terlibat.

contoh: seorang korban pemerkosaan disuruh nikah sama yang memperkosanya.
dulu waktu saya masih nggak tahu apa-apa, saya pasti mikir ya ini satu-satunya jalan. tapi beriring dengan bertambahnya umur dan ilmu, saya jadi tahu kalau hal itu nggak baik buat psychological well-beingnya korban. dia bakal terus dibayang-bayangin trauma.

solutif?

tentu saja dipandang dari kacamata ilmu yang menekankan kesejahteraan psikologis manusia, jelas nggak.

lalu bisa nggak kita bikin solusi dengan mempertimbangkan berbagai aspek, nggak cuma 'gampangnya' aja?

(harusnya sih bisa)