Archive for November 2013

honesty


.

kadang saya pengen jadi manusia yang bisa menyuarakan isi hati dan pikirannya tanpa dibuat-buat, jujur apa adanya, tanpa harus memikirkan segala konsekuensi yang ada. tipe orang yang kayak gini, buat saya, lebih dikit bebannya karena gak semua hal yang gak mengenakkan harus dia pendam sendiri.

blindfold


.

cahaya itu membutakan

synchronicity


.

Synchronicity, according to Carl Jung, means 'meaningful coincidence'.

I've always thought that all coincidences are meaningful and planned, but some of them are fated ones. So let me to interpret Jung's synchronicity as fated ones -- something that would lead two elements, or individuals, to another path of life and that coincidence was already set in stone, or we can say -- it's already destined. Okay, I admit that maybe I watch too much fantasy shows about red thread of fate but there's no rule forbid an ordinary college student with average GPA to make his/her own theory and believe in it privately. If there was any rule about that, I would be in jail now.

Since today I nearly believe that the theory I believed in was real. 

That Arrogant Princess. Yes, I'm talking about her. I mean--why did I met her? A girl with a high dignity, sharp tongue and short-temper. A girl who is totally not my type of interest. A girl, who coincidentally, a 180-degree-reverse of my loving, caring, and gentle Queen of Heart.

But, since Arrogant Princess is the total reverse of Queen of Heart--

--she must be someone important. I'm pretty sure she is. 

( Since our fates are synchronized. )



-- the soliloquy of the alien from Neptune--

random dreams #1


.

kerja otak manusia itu ... super banget. iya ga? bahkan saat organ-organ lain beristirahat otak masih terus bekerja, menghasilkan visual-visual mimpi yang memang samar dan gampang terlupakan tapi, IMHO, berkesan.

saya tipe orang yang sering mimpi, dan mimpi itu jelas banget bahkan punya plot sendiri. makanya saya seneng saya tipe orang yang bisa mimpi vivid dream begini, apalagi mimpi saya biasanya seru-seru. biasanya tentang petualangan-petualangan gitu dan entah kenapa saya bisa sadar kalau yang sedang saya alami itu mimpi. tapi bukan itu aja yang bikin saya kagum sama kerja otak (dan mimpi) -- kadang gara-gara mimpi, saya dapet pencerahan tentang beberapa hal dalam hidup dan juga celetukan-celetukan konyol yang ga bakal kepikiran di waktu-waktu biasa. oh iya, tadi malem saya mimpi nonton konser utaite favorit saya. gara-gara heboh konser one ok rock kali ya ...

anyway, ini ada beberapa hal-hal unik yang saya inget dari mimpi-mimpi saya. itu mimpi zaman kapan saya nggak inget, tapi yang pasti hal-hal dan kata-kata ini teringat terus ... :"D

"Coba aja jodoh bisa nyari di google." -- entahlah siapa yang ngomong

"Iya kak, jadi semalem aku keasikan baca sailor moon huhu ..."
"Cieee bacaannya sailor moon, ntar jadi sailor sasha dong."
"Hahahaha boleh kak boleh 'sailor sasha, dengan kekuatan cinta akan menguasai dunia!' gitu ya?"
--percakapan sama kakak mentor di kampus, kak izzath, dalam mimpi. random banget asli

"Pemimpin itu pemimpi tambah "n". Jika "n" di sini adalah sebuah variabel, apa yang bakal kalian isi? Yap, kerja keras! Intinya pemimpin itu pemimpi yang mau kerja keras!"
-- kemarin malem mimpi ada seseorang yang ngomong begini. kayaknya saya pernah denger kalimat ini di dunia nyata tapi kata-katanya siapa ya .... lupa banget sumpah

sembarangan


.

halo. gue sasha. orangnya perfeksionis-tapi-sembarangan, nggak ngerti juga kenapa bisa kontradiktif begitu. suka naro baju sembarangan. naro buku sembarangan. naro barang-barang sembarangan. kadang masih suka buang sampah sembarangan tapi kebiasaan jelek ini sedang berusaha direduksi.

kadang juga buang cinta sembarangan.

.... murah banget berarti cinta gue ya hahahahahaha apasih

hei mahasiswa ptn dua huruf di depok, kalian (kita) punya utang 100 juta ke masyarakat


.

terus kalian (kita) mau bayar pake apa? ada yang udah kepikiran?

monolog


.

- gue kayaknya orang paling apatis yang pernah hidup.
- mungkin itu karena terkadang idealisme terhancurkan oleh realita, eh?
- tapi lo ga apatis. lo cuma peduli dengan cara lo sendiri.
- seenggaknya lo sadar kalo lo ga bisa hidup dengan cuma lari dari kejamnya realita, tapi gimana caranya lo mengatasi kekejaman itu.


[ ditulis di logbook pdkm, puncak-bogor, 16 November 2013 ]

ketika ia bosan


.

putri kipas akan mengintip dari balik layar buku atau laptop, memelototi jam atau tumpukan buku-buku fisikanya yang berdebu. dan setelah itu marah-marah.berkata seharusnya ia lebih produktif dengan menulis sesuatu. biasanya kata-kata datang padanya seperti wahyu dari surga; tak butuh usaha, tak butuh memanjat pohon mangga hanya untuk duduk memandang langit lalu mencuri secuil inspirasi dari awan. putri kipas marah-marah. mengapa ilham tak kunjung datang?

"ilhamnya diculik alien, tuan putri."

oh.

suatu hari alien neptunus mengajak putri kipas untuk mengunjungi planetnya


.

Putri Kipas dibawa ke Neptunus dengan roket yang kecepatannya jutaan tahun cahaya, alat transportasi super efektif yang tak kenal kemacetan. Mereka mendarat dengan selamat setelah perjalanan yang terasa sebentar namun lama (alien itu memasang wajah masam, begitu juga Putri Kipas, mereka sama-sama tak berbicara) dan yang menyambut mereka adalah planet yang dingin, namun gersang.

Tak ada hijau dari daun atau cokelat dari batang pohon.

Neptunus ini isinya hanya pasir yang melekat pada gravitasi, kering namun terasa sangat dingin. Pola sol sepatu Putri Kipas (yang cantik sekali, mahakarya seorang desainer tua yang popularitasnya tak reda-reda) tercetak dengan jelas di permukaan pasir dan tak menghilang.

"Itu es."

"Eh?"

"Itu es, bukan pasir."

Sang tuan rumah memberikan penjelasan dan Putri Kipas hanya mengangguk-angguk.

--

Mereka menyusuri daerah pasir-es itu cukup lama, tepatnya hanya Tuhan yang tahu. Kemudian sampailah mereka pada sebuah rumah dimana cahaya putih yang hangat muncul dari sana, sekeliling rumahnya berumput dan berbunga seperti di Bumi.

"Ini rumah siapa?"

"Rumah Ratu Hati."

--

Oh.

--
Awalnya Putri Kipas mengira alien itu hidup sendiri di planetnya yang dingin (karena tidak ada orang yang ia temui sepanjang perjalanan di Neptunus) namun ternyata ada Ratu Hati dengan lampu yang senantiasa menyala di rumahnya. Menentang badai dan angin dingin, lampu itu terus menyala.

Putri Kipas iri.

Di Bumi tidak ada yang seperti ini.

"Tapi sinarnya buram ya," komentar Putri Kipas, tidak mau kalah. "Sinar lampu kamarku saja lebih terang daripada ini."

Alien itu menghela napas. Panjang. Reaksinya kelewat 'normal' sampai-sampai Putri Kipas takut ia telah salah bicara.

"Dia sedang sakit," gumam alien itu. "Permata Jiwa-nya pecah. Terbelah jadi dua. Tak bisa bersinar seterang dulu lagi. Makanya aku datang ke Bumi untuk mencari Permata Jiwa yang baru untuknya."

"Kalau tidak dapat?"

"Ratu Hati akan mati."

"Kalau dia mati?"

"Seluruh planet ini akan jadi gelap."

--


Putri Kipas iri.

Karena alien ini tidak hidup di Bumi.

--

"Tapi alien, kau tidak bisa lama-lama di Bumi kan?"

"Tidak apa-apa. Aku akan jadi abu yang bercampur bersama hujan cahaya di Neptunus"

--depok, november '13. nggak ngerti sama mood sendiri
 

ketika alien bertemu putri kipas #1


.

Tadi pagi aku melihatmu di langit Jakarta, hei UFO yang menuju Neptunus -- salah satu penumpangmu tertinggal di sini.

--

Dan sejujurnya, putri kipas yang memanggilku alien bukanlah hal terbaik yang kutemui setelah terbentur tiang peron stasiun. 

Tidak punya hati.

--

Aku bukannya tidak punya hati, bodoh.

Aku punya hati, sayangnya kau bawa sampai Neptunus.

--

.... mau kukembalikan?

Soalnya saat ini aku punya dua hati. Aku tidak butuh yang satu lagi.

--

Alien gila.

individual differences #1


.

mungkin saya kelihatan seperti orang paling apatis yang pernah hidup tapi percayalah, semua orang punya caranya masing-masing untuk peduli.

(meskipun untuk beberapa hal, rasanya lebih baik untuk tidak dipedulikan)

dan tidak menutup kemungkinan bahwa di dunia ini ada yang benar-benar tidak peduli.

#quoteoftheday


.

"Kenapa nama blog kamu angin musim dingin, Sha? Kesannya kok butuh kehangatan banget."

--erita (dan aku langsung mentally guling-guling)

"Galau itu, semakin dirasakan, semakin hilang." -- aya, 2013


.

galau juga ada diminishing return-nya loh HAHA suatu saat kita akan merasakan bosen galau sehingga rasa itu semakin hilang

yah sob dunia ini aja fana masa galau nggak.

writer's block?


.

hm, aku lagi nyoba-nyoba main-main sama logic. aku lagi kena writer's block yang rada parah sampai-sampai bikin tugas aja mandek, makanya aku semacam marahin diri sendiri dengan bikin tips-tips menghilangkan writer's block lol. siapa tahu wb-ku hilang gara-gara nulis tips menghilangkan wb haha dan siapa tahu karena yang ngasih tips orang yang lagi wb, tipsnya makin manjur (karena experience nggak akan bisa jadi the best teacher kalau kita nggak ngambil insight dari experience itu, kan?)

okay. so, writer's block.

 image courtesy authorpublishingservices.com

keadaan menyebalkan yang bisa bikin kalian (well, aku aja sih kayaknya haha) bisa muntah liat microsoft word atau whatever word processor yang digunakan dan word countnya ga nambah-nambah. saat-saat dimana kita nggak bisa mengejawantahkan ide-ide raw dalam kepala dalam bentuk kata-kata. aku pribadi sering (banget) kok mengalami hal itu dimana ide banyak tapi pas nulis tiba-tiba blank. kalau udah begitu, rasanya pengen banget ada automatic word processor buat otak hahaha.

sebenernya sih secara garis besar, aku mengelompokkan alternatif cara menghilangkan writer's block menjadi dua; eksternal dan internal. eksternal berarti dari lingkungan, dan internal dari diri kita sendiri. aku sih lebih prefer metode yang paling jleb dan menampar diri sendiri, yakni metode internal--membangun mentalitas.

kalau eksternal sih disesuaikan dengan preferensi masing-masing, pokoknya gimana caranya dalam menulis itu kalian ngerasa nyaman. ada cemilan kek, minuman favorit kek, musik, atau nunggu hujan misalnya #uhuk atau harus galau dulu (imho ini eksternal kalo menurutku lol) apapun yang membuat kalian kondusif untuk menulis deh pokoknya. nah, kalau pendekatan internal atau mentalitas, beda. intinya kita yang harus nampar diri sendiri. aku suka pendekatan yang satu ini karena terkesan maso karena langsung bolong jleb ke hati.

intinya sih, sadarkan dirimu sendiri.

bisa dengan baca-baca tulisan lama dan mulai marahilah diri sendiri ("dulu bisa, kenapa sekarang nggak?") atau membaca karya-karya favorit ("mereka bisa, kenapa gue nggak? padahal sama-sama manusia!") dan intinya, balikin kepercayaan diri, terutama kalau selama ini misalnya kalian writer's block itu lebih disebabkan karena inferiority complex (uhukakunihsontohnyalol) .

jujur inferiority complex-ku lumayan parah. aku minderan banget. dan emang susah ngembaliin kepercayaan diri untuk mulai menulis--tapi, untungnya aku punya temen-temen yang mendukung hobi ini, yang selalu bilang "ayooo sha semangat nulisnya!" "ayoo sha nulis lagi!" dan itu jadi semacam motivasi tersendiri. dan lagipula aku udah terlanjur cinta sama dunia ini, sayang banget kalau aku nyerah cuma gara-gara writer's block yang fana. (wb itu fana. dunia aja fana, kok)

kalau misalnya udah lolos dari wb dan hasilnya dirasa jelek karena terkesan dipaksakan?

percayalah guys, penilai yang paling keras menilai diri kita justru adalah diri kita sendiri :)

somehow kita mematok standar terlalu tinggi untuk diri kita sendiri dan somehow, standar yang tinggi itu semacam overwhelming. improvement kita malah jadi nggak keliatan karena kita terlalu fokus sama standar itu. padahal bukankah sebaiknya kita belajar dari proses?

terakhir, closing statement--yang bisa bikin aku dilempar sepatunya om descartes seandainya beliau masih hidup--untuk kalian yang sudah kepalang cinta merangkai kata-kata:

"I write, therefore I am."

#dramaquote


.


-- snapshot from Kazoku Game drama, episode 4


.... humanity?


.

kadang heran sama berita-berita tentang pasien yang ditolak rumah sakit dan akhirnya dia meninggal, entah di tempat itu juga atau di tempat lain. kemarin baru liat berita tentang bayi yang ditolak di rumah sakit terus akhirnya meninggal. oke ini bukan kasus pertama, yang jelas banyak banget kejadian kayak gini, dengan alasan yang either make sense or nonsense dari pihak rumah sakitnya.

well, tapi-- segitunyakah?

kalau alasannya dia ga bisa bayar, hei plis menolong orang itu bukan bisnis! (yup I'm that idealist. emangnya etis menolong dijadikan bisnis? aku tahu kalau sekarang itu segala sesuatu emang dibisniskan--tapi segitunyakah kapital mencuci otak?)

alasannya apa lagi? entah. banyak. bukan alasan malah, lebih mengarah ke excuse omong kosong yang seolah jadi pembenaran sikap mereka. aku pengen intip hati mereka, dan otak mereka, sebetulnya, apa yang mereka pikirkan dan rasakan ketika mereka menolak membantu orang, yang udah nyaris meninggal.

entahlah tapi aku jadi mikir salah satu masalah besar manusia itu, mungkin, kehilangan kemanusiaan itu sendiri.

hujan (udah berhenti sih), galau, dan kata-kata #2


.

"I ask for none of your letters filled with learning and writ for your reputation; all I desire is such letters as the heart dictates, and which the hand cannot transcribe fast enough."

--  Héloïse d'Argenteuil

huft


.

terus kapan mau majunya kalau bahasa dipandang sebelah mata, ips ditanamkan mindset nyantai dan nggak dibuka matanya (padahal hei, mereka calon pemimpin kan?) dan yang ipa cuma dijadiin budak rumus.