suatu hari alien neptunus mengajak putri kipas untuk mengunjungi planetnya


.

Putri Kipas dibawa ke Neptunus dengan roket yang kecepatannya jutaan tahun cahaya, alat transportasi super efektif yang tak kenal kemacetan. Mereka mendarat dengan selamat setelah perjalanan yang terasa sebentar namun lama (alien itu memasang wajah masam, begitu juga Putri Kipas, mereka sama-sama tak berbicara) dan yang menyambut mereka adalah planet yang dingin, namun gersang.

Tak ada hijau dari daun atau cokelat dari batang pohon.

Neptunus ini isinya hanya pasir yang melekat pada gravitasi, kering namun terasa sangat dingin. Pola sol sepatu Putri Kipas (yang cantik sekali, mahakarya seorang desainer tua yang popularitasnya tak reda-reda) tercetak dengan jelas di permukaan pasir dan tak menghilang.

"Itu es."

"Eh?"

"Itu es, bukan pasir."

Sang tuan rumah memberikan penjelasan dan Putri Kipas hanya mengangguk-angguk.

--

Mereka menyusuri daerah pasir-es itu cukup lama, tepatnya hanya Tuhan yang tahu. Kemudian sampailah mereka pada sebuah rumah dimana cahaya putih yang hangat muncul dari sana, sekeliling rumahnya berumput dan berbunga seperti di Bumi.

"Ini rumah siapa?"

"Rumah Ratu Hati."

--

Oh.

--
Awalnya Putri Kipas mengira alien itu hidup sendiri di planetnya yang dingin (karena tidak ada orang yang ia temui sepanjang perjalanan di Neptunus) namun ternyata ada Ratu Hati dengan lampu yang senantiasa menyala di rumahnya. Menentang badai dan angin dingin, lampu itu terus menyala.

Putri Kipas iri.

Di Bumi tidak ada yang seperti ini.

"Tapi sinarnya buram ya," komentar Putri Kipas, tidak mau kalah. "Sinar lampu kamarku saja lebih terang daripada ini."

Alien itu menghela napas. Panjang. Reaksinya kelewat 'normal' sampai-sampai Putri Kipas takut ia telah salah bicara.

"Dia sedang sakit," gumam alien itu. "Permata Jiwa-nya pecah. Terbelah jadi dua. Tak bisa bersinar seterang dulu lagi. Makanya aku datang ke Bumi untuk mencari Permata Jiwa yang baru untuknya."

"Kalau tidak dapat?"

"Ratu Hati akan mati."

"Kalau dia mati?"

"Seluruh planet ini akan jadi gelap."

--


Putri Kipas iri.

Karena alien ini tidak hidup di Bumi.

--

"Tapi alien, kau tidak bisa lama-lama di Bumi kan?"

"Tidak apa-apa. Aku akan jadi abu yang bercampur bersama hujan cahaya di Neptunus"

--depok, november '13. nggak ngerti sama mood sendiri
 

Your Reply