Archive for 2015

Indonesia Comic Con 2015 : A Journal


.

warnings: i write and speak broken english; lack of proper photo documentation; basically this is just me fangirling; low quality pictures because apparently my phone camera is not from this era

.
.
.

As you may know that I have an interest in pop culture, be it in form of music, movies, comics, fictions, and many more. Last weekend I got the chance to go to Indonesia Comic Con, held from 14-15th of November 2015 located at Jakarta Convention Center. This is my first time going to ICC--I rarely visit conventions because honestly I'm not good with crowds. My sole reason for going to ICC 2015 was because two of my favorite Vocaloid music composers (usually abbreviated as VocaP) were invited as guests. And one of them is my ultimate VocaP bias (in wota term, I usually refer to him as 'my oshi' lol), sasakure.UK.

screencaptured from http://www.indonesiacomiccon.com/guests/2015-guests/sasakureuk

kenapa harus jadi orang kaya


.

beberapa bulan yang lalu, sempet ikutan seminar (well lebih kayak sharing session sih) sama mbak kikau, seorang financial planner, dan kata-katanya yang paling aku inget sampai saat ini adalah:

"nggak salah kok pengen jadi orang kaya. biar nanti kalau ada yang butuh bantuan, gampang ngasihnya."

basically 'my life supporters' now are very, very kind people that believe in me and because of this, i realize that well, i still have debt and obligation to not betray their belief in me.

but yet, sometimes i feel unmotivated while this serves as a very, very good motivation.

time travel #1


.

sometimes i feel like i was lot, lot more stronger when i was younger; idk, maybe somewhere before my rebelling phase.

when i was in elementary school, my family was financially unstable. there were nights when  i couldn't sleep well because we couldn't afford dinner and i was very hungry, but i had to endure and i was telling myself, tomorrow, i will have a breakfast. we will buy rice from the vendor next door, and even if i have to share my portion with my sister, it will be okay, it will be enough. i borrowed money a lot from my friends to buy food at the school, couldn't afford books and uniform every semester--i went to a private school so i didn't get any book subvention. we wore old clothes and worn out shoes. i even took my brother and sister to walk almost 10 kilometers to our grandparents' house since we had no food, no money, and our parents had overtime at their respective workplaces so they didn't come home for a night.

(actually remembering this made me want to cry every time)

once i asked my parents for one thing; a computer to write my stories. i love writing, and i thought, it would be easier to have a computer since hey, i could type it and send my stories to magazines or publishers, if my stories could be published i would make money for my family! i want to help them so bad. but, they still couldn't afford it to me, but my father who had computer repairing as his side job, allowed me to use the computers he repaired before he gave them back to their owners.

back then i was so motivated and passionate, i really believed that i would make good stories that will bring us money. the computers come and go, i have to burn my file into a cd and wait until my father got a broken computer to repair again. in the meantime, i wrote my stories on a book, and my classmates were always so eager to read those. i never complained when my cd broke or missing, i re-typed my stories with patience; since i was very confident that i will make a good stories, and help my family.

i don't know what was the turning point that turned me like this--being so negative, so lazy, so unmotivated.  when i was in junior high, our financial situation did get better for a while--we could even afford our own computer and a ps2. that only last for at least half a year though, before suddenly storm hit back again, so we had to sell our house and most of our belongings, including our computer. i was already on teenager age, where emotional unstability is expected, and maybe because of that, my work ethic changed. my passion was still here, but hardly motivated. i became less of a hard worker, even if i got help from my relatives who provided me with laptop and another things that would make me motivated, but the motivation lasts only for a short span of time. i slacked off. that's why sometimes i asked myself, "should i really be helped?"

remembering this made me so ashamed and .... seriously, i am so damn proud of my old self, thinking that she maybe really feel disappointed seeing me, unmotivated and procrastinate, when she herself dreamed about being a good writer, the oldest daughter that would help her family's condition. seriously, i am really ashamed. with the flow of time i was expected to be better, better, and only better, and seeing myself right now ... well, the 10-years-old me would be very disappointed.

seriously, if the time machine does exist, i want to tell her this:

i am very proud of you,
from the crybaby 20-years-old sasha. 

lately i've been so afraid


.

... takut akan waktu yang tampaknya berjalan dengan begitu nggak nyante karena kadang-kadang aku menemukan diriku mengatakan, "wow. [insert nama kejadian/hari/bulan/tahun/jam] aja.". beberapa menit yang lalu aku juga begitu.

udah pengumuman snmptn lagi aja, perasaan baru kemarin aku guling-guling di kamar, nervous tingkat berat mau liat hasil snmptn.

sebenernya sih kalau gini jatuhnya bukan 'afraid' atau 'takut' ya. 'takut' itu kan sesuatu yang ditujukan pada objek yang jelas; perasaanku ini mungkin lebih tepat dibilang anxious. gugup. gelisah. cemas. pada sesuatu yang belum pasti terjadi di masa depan. waktu terus bergerak mengantarkan kita semua melaju ke depan sementara aku nggak tahu apa yang akan terjadi nanti dalam perjalanan, dan apakah aku mampu untuk menghadapi hal-hal tersebut, apakah aku layak, apakah aku siap.

intinya masih, masih banyak keraguan. mungkin dari akunya sendiri yang merasa belum berakselerasi secara signifikan. mungkin karena kadar neurotikku lumayan tinggi. mungkin karena diri sendiri yang denial dan pengen jadi anak kecil terus. mungkin karena ... mungkin, belum bisa sepenuhnya mencoba keluar dari comfort zone. karena pada esensinya, masa depan menawarkan tantangan. gimana caranya bisa menghadapi tantangan itu kalo hidup masih menye-menye seperti sekarang ini.

(can i pass as an independent, reliable adult? well ..................... i have to.)

sakit hati


.

rasa sakit itu ada sebagai tanda bahwa kita sedang menghadapi bahaya.
misalnya, keseleo, itu berarti ada sesuatu yang salah dengan persendian/susunan otot kita, yang artinya harus segera diperbaiki jika tidak mau berujung pada konsekuensi lain yang lebih besar.


mekanisme sakit hati gitu juga gak, ya?

solusi (yang nggak solutif)


.

beberapa minggu ini semacam dikasih sedikit pencerahan tentang berbagai hal, dan sekaligus menegaskan kalau there's always two sides of a story. jika dilihat dari lebih dari satu perspektif, suatu solusi bisa jadi dibilang tidak solutif. malah bisa jadi backlash tersendiri buat pihak-pihak yang terlibat.

contoh: seorang korban pemerkosaan disuruh nikah sama yang memperkosanya.
dulu waktu saya masih nggak tahu apa-apa, saya pasti mikir ya ini satu-satunya jalan. tapi beriring dengan bertambahnya umur dan ilmu, saya jadi tahu kalau hal itu nggak baik buat psychological well-beingnya korban. dia bakal terus dibayang-bayangin trauma.

solutif?

tentu saja dipandang dari kacamata ilmu yang menekankan kesejahteraan psikologis manusia, jelas nggak.

lalu bisa nggak kita bikin solusi dengan mempertimbangkan berbagai aspek, nggak cuma 'gampangnya' aja?

(harusnya sih bisa)

aniquote (entah yang kesekian)


.

from Death Parade episode 10

entahlah, mungkin aku nyari pembenaran, karena somehow aku juga susah menggunakan kata-kata untuk menerjemahkan perasaan. apapun itu.

people grow apart


.

sometimes from other people, sometimes from their old selves, sometimes from their ideal selves.

yang dikangenin


.

malam-malam begini dengan randomnya kepikiran, kangen juga ya dipanggil tsun-chan. singkatan dari tsundere-chan. tsundere itu orang-orang yang galak di luar tapi menye menye di dalam. orang-orang yang defense mechanismnya berupa reaction formation. duile bahasanya defense mechanism banget nih sasha. tapi iya sih, tsunderes itu orang-orang yang sulit untuk stay true to themselves, penuh denial, dan gengsi ketinggian. dan dulu aku pernah dipanggil tsun-chan. sama certain seseorang. entah alasannya kenapa. aku ngerasa tsundere aja nggak. (YHA)

jelas dulu aku nggak suka dipanggil begitu and even I asked them (i used them to emphasize gender neutrality, not referring the amount of the people) to stop tapi ya tetep aja bandel manggil tsun-chan, makin aku bilang jangan panggil malah makin dipanggil, yaudah didiemin sampai akhirnya dia berhenti manggil tsun-chan. jangankan manggil sekarang aja udah jarang ngobrol haha.

ternyata sesuatu yang bisa kita kangenin itu bukan cuma sesuatu yang menyenangkan ya, sesuatu yang menyebalkan namun pernah jadi bagian integral dari kehidupan kita sehari-hari, ketika hilang juga mungkin akan muncul rasa rindu akan kehilangan tersebut. seolah hal tersebut meninggalkan suatu void, padahal kita nggak suka, lucu ya how humans minds work.

watercoloring experience #1


.

halo.

sebagai follow up post kemarin tentang mencoba hal-hal baru, akhirnya aku memutuskan untuk mencoba hal baru yang lain yaitu nyoba watercolor painting. selama ini aku sering lihat art post di tumblr/dA yang pake watercolor, dan aku suka banget sama warna dan vibenya, kebetulan salah satu temenku juga seneng banget pake watercolor; jadi muncullah keinginan untuk coba-coba. lumayan kan, kalo mau ngewarna ga usah bergantung lagi sama digital. (karena aku belajar coloring digital lebih intense daripada coloring tradisional, ya ... jadi hasilnya begini deh)

kemarin beli watercolor model cake gitu, nggak mahal-mahal amat sih tapi lumayan sih warnanya cakep-cakep dan ngemix warnanya enak! mereknya giotto aquarelli, merek italia. baru kali ini denger watercolor merek ini jadi awalnya agak ragu buat beli, kepikirannya sih mau nabung aja buat sekalian beli merek idamanku koi sakura, tapi sayang gitu ga sih koi sakura mahal banget dan cuma dipake buat latihan doang. akunya juga belum jago-jago amat. akhirnya memutuskan buat beli giotto, dengan harga seperlimanya koi sakura heu heu heu.

bukan fotoku, courtesy dari papermark.com. kurang lebih yang kubeli modelnya juga kayak gitu.

ada 12 warna yang bisa dicampur sesuka hati dan menghasilkan warna baru, dan baiknya giotto ini dia juga menyediakan satu tube khusus buat cat warna putih. model cake begini biasanya rentan kecampur sama warna lain dan kehilangan warna aslinya, terutama putih (sumpah kelimpungan banget pas pertama kali pake, warna putihnya kecampur gitu gara-gara nggak telaten bersihin kuasnya, jadi harus dilap pake tisu so sad) jadi ada bonus deh cat tube yang bebas kontaminasi warna lain. bentuk paletnya lumayan lebar, not very portable as koi sakura, tapi lumayan slim buat dibawa kemana-mana. ada dua tempat kuas, dan tutupnya bisa dipake jadi palet.

selama trial watercolor painting ini, sasha yang begitu amatiran sering teledor bersihin kuas, dan lupa menyediakan air bersih biar kuas bener-bener bersih dan nggak nyampur ke warna lain. itu beneran watercolor 101 yang aku lupakan dan akhirnya malah kelimpungan. lain kali tidak boleh mager ya sasha.

overall watercolor painting itu asik banget!!! campuran warnanya cantik dan pas udah kering jadi bagus banget. aku sering iseng ngegoyang-goyangin kertas biar tetesan cat mengalir dan meninggalkan jejak warna di atas kertas. ngatur ketebalan warna di kertas juga seru dan cukup gampang! sempet nyobain teknik wet on wet (ngaco) juga, and i love how the color spreads throughout the wet paper. kayak ledakan warna gitu. terus nyampur dengan warna lain. duh cantik banget.

 
bikin ini pake wet on wet yang tidak wet. asalnya cuma iseng sapu warna biru dan ungu, tau-tau yang birunya jadi mirip laut, dan akhirnya keterusan gambar kapal. dan letteringnya masih cupu. masih butuh latihan.


intinya sih sama aja.


.

sasha: *sedang menceritakan dengan berapi-api pengalaman di percetakan dimana hal yang mau sasha cetak tidak sesuai dengan ekspektasi* ya jadi gitu ma, pinggirnya kepotong, masnya ga hati-hati banget sih ngeprintnya, mana harus tetep dibayar pula, kan kesel.

mama: mama nggak ngerti print-print-an sih, tapi kalo udah susah-susah bikin brownies terus bantat, ya mama juga mungkin bakal sekesel sasha.

sasha:

sasha: iya mah i know you feel me kan.

*) my mom loves to cook, very much.

mirror #1


.

today i was so anxious until the point i really wanted to cry out loud but i just couldn't, since i was with my family, in an occasion which everyone ought to be happy.

things like this really make me wonder why do I even have friends, and why my family still care about me, even if I don't have something to be proud of, even if I'm not fun (compared to my sisters, no, I'm really not fun), even if I don't talk a lot, even if sometimes I'm not more noticeable than a wall, and et cetera, and et cetera. I'm a boring person, I have difficulty starting conversation, and very self-conscious. having me around would be a pain in the ass.

(once again) why do I even have friends, and have families cares about me.

maybe sometimes i should learn how to embrace those demerits and make them my best friend, not an enemy which I should defeat.

they are my best friend, though. they show me the way to hard work and the way to be someone better. but still, i still afraid of embracing them as a best friend. such analogical, i have to talk concretely next time.

mau memulai


.

dilihat dari tanggal post terakhir, kayaknya sudah lama juga nggak nulis di blog, padahal dulu kayaknya frekuensi nulis di sini lumayan sering, apa karena akhirnya lebih suka bikin status panjang-panjang dan berantai di facebook ya hm, mungkin saja. padahal sebenernya, semester 3 dan 4 adalah semester-semester yang istilahnya nyalain lampu di kepalaku. perlahan-lahan lebih terang, lebih terang, lebih terang. harusnya yang bisa aku bahas di blog ini bisa lebih banyak, tapi kenyataannya kok tidak, terkutuklah malas gerak.

banyak sekali yang aku pengen tulis di blog ini, tentang nostalgia masa lalu, tentang pengetahuan baru, tentang pengalaman sehari-hari yang cukup berkesan, dan lain-lain. rasanya waktu aku mengalami proses berpikir tentang hal-hal tersebut, banyak sekali ide-ide yang meledak-ledak seperti kembang api dan ketika mau ditulis, eh malah menghilang, fananya sama seperti kembang api, kok nyebelin. mungkin beneran harus rajin nyatet di notes, jangan cuma notesnya yang dibawa, tapi ya ditulis juga.

karena judulnya 'memulai' maka kayaknya lebih enak kalau entri ini isinya cerita tentang hal-hal baru yang kucoba akhir-akhir ini.

1. bikin bisnis. ya masih kecil-kecilan sih, tapi menyenangkan. sungguh apresiasi yang datang dari bisnis ini bikin hati senang dan muncul senyum riang. banyak banget yang harus aku perbaiki untuk mengembangkan bisnis ini, harus banyak belajar lagi.

2. nyoba ikutan kelompok kegiatan keilmuan. sejak semester 3 jadi makin tertarik sama apa yang dipelajari diri sendiri, dan akhirnya tertarik ikutan komunitas penggiat keilmuan di fakultas. jadi makin kepoan, heuheu.

3. ikutan seleksi proyek antologi cerpen dan lolos. selama ini nggak pernah kepikiran untuk ikutan seleksi antologi cerpen, cuma kepikiran lomba cerpen dan novel pada umumnya. aku selalu mikir proyek antologi itu .. yah, nggak terlalu bergengsi kalo misalnya cerpenmu bukan cerpen yang menang atau cerpen terbaik diantara cerpen lain di antologi itu. tapi ternyata rasa senangnya sama aja kok.

masih banyak hal lain di luar sana yang belom dicoba. nyoba kerja freelancer, misalnya, nyoba ikut lomba-lomba lain selain yang biasa aku ikuti selama ini, dsb dst. seharusnya dengan begitu, aku nggak bakal bosen. terlalu banyak diem kayaknya, jadi bosen, padahal peluang ada banyak.