writer's block?


.

hm, aku lagi nyoba-nyoba main-main sama logic. aku lagi kena writer's block yang rada parah sampai-sampai bikin tugas aja mandek, makanya aku semacam marahin diri sendiri dengan bikin tips-tips menghilangkan writer's block lol. siapa tahu wb-ku hilang gara-gara nulis tips menghilangkan wb haha dan siapa tahu karena yang ngasih tips orang yang lagi wb, tipsnya makin manjur (karena experience nggak akan bisa jadi the best teacher kalau kita nggak ngambil insight dari experience itu, kan?)

okay. so, writer's block.

 image courtesy authorpublishingservices.com

keadaan menyebalkan yang bisa bikin kalian (well, aku aja sih kayaknya haha) bisa muntah liat microsoft word atau whatever word processor yang digunakan dan word countnya ga nambah-nambah. saat-saat dimana kita nggak bisa mengejawantahkan ide-ide raw dalam kepala dalam bentuk kata-kata. aku pribadi sering (banget) kok mengalami hal itu dimana ide banyak tapi pas nulis tiba-tiba blank. kalau udah begitu, rasanya pengen banget ada automatic word processor buat otak hahaha.

sebenernya sih secara garis besar, aku mengelompokkan alternatif cara menghilangkan writer's block menjadi dua; eksternal dan internal. eksternal berarti dari lingkungan, dan internal dari diri kita sendiri. aku sih lebih prefer metode yang paling jleb dan menampar diri sendiri, yakni metode internal--membangun mentalitas.

kalau eksternal sih disesuaikan dengan preferensi masing-masing, pokoknya gimana caranya dalam menulis itu kalian ngerasa nyaman. ada cemilan kek, minuman favorit kek, musik, atau nunggu hujan misalnya #uhuk atau harus galau dulu (imho ini eksternal kalo menurutku lol) apapun yang membuat kalian kondusif untuk menulis deh pokoknya. nah, kalau pendekatan internal atau mentalitas, beda. intinya kita yang harus nampar diri sendiri. aku suka pendekatan yang satu ini karena terkesan maso karena langsung bolong jleb ke hati.

intinya sih, sadarkan dirimu sendiri.

bisa dengan baca-baca tulisan lama dan mulai marahilah diri sendiri ("dulu bisa, kenapa sekarang nggak?") atau membaca karya-karya favorit ("mereka bisa, kenapa gue nggak? padahal sama-sama manusia!") dan intinya, balikin kepercayaan diri, terutama kalau selama ini misalnya kalian writer's block itu lebih disebabkan karena inferiority complex (uhukakunihsontohnyalol) .

jujur inferiority complex-ku lumayan parah. aku minderan banget. dan emang susah ngembaliin kepercayaan diri untuk mulai menulis--tapi, untungnya aku punya temen-temen yang mendukung hobi ini, yang selalu bilang "ayooo sha semangat nulisnya!" "ayoo sha nulis lagi!" dan itu jadi semacam motivasi tersendiri. dan lagipula aku udah terlanjur cinta sama dunia ini, sayang banget kalau aku nyerah cuma gara-gara writer's block yang fana. (wb itu fana. dunia aja fana, kok)

kalau misalnya udah lolos dari wb dan hasilnya dirasa jelek karena terkesan dipaksakan?

percayalah guys, penilai yang paling keras menilai diri kita justru adalah diri kita sendiri :)

somehow kita mematok standar terlalu tinggi untuk diri kita sendiri dan somehow, standar yang tinggi itu semacam overwhelming. improvement kita malah jadi nggak keliatan karena kita terlalu fokus sama standar itu. padahal bukankah sebaiknya kita belajar dari proses?

terakhir, closing statement--yang bisa bikin aku dilempar sepatunya om descartes seandainya beliau masih hidup--untuk kalian yang sudah kepalang cinta merangkai kata-kata:

"I write, therefore I am."

Your Reply